Peristiwa jatuhnya meteor seperti yang terjadi di Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Kamis 29 April lalu, bukanlah hal baru.
Peristiwa serupa sudah sering terjadi di Tanah Air, jauh sebelum republik ini berdiri. Berdasarkan penelusuran okezone, peristiwa jatuhnya meteor di Tanah Air sudah terjadi sejak era tahun 1700-an.
Keberadaan meteor seumuran dengan usia bumi,” terang Peneliti utama astronomi dan astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Thomas Jamaluddin di Jakarta, Selasa (4/5/2010).
Pada tahun 1797, batu meteor telah ditemukan di daerah Prambanan, Jawa Tengah. Beberapa tahun sesudahnya, yaitu pada 1811, lagi-lagi meteor ditemukan di Surakarta, Jawa Tengah dengan berat 10 ton. “Namun bukti fisik meteor ini belum pernah ditemukan,” terang Thomas Djamaluddin saat dikonfirmasi okezone.
Periode tahun 1880-an kembali ditandai dengan deretan persitiwa jatuhnya meteor di Tanah Air. Tercatat pada 10 Juli 1822, ditemukan meteor di Cirebon Jawa Barat, seberat 16.5 kg. Kemudian pada 10 Desember 1871, ditemukan di Bandung seberat 11.5 kilogram.
Temuan serupa juga muncul di Desa Cabe, Rembang, Jawa Timur seberat 20 kilogram pada 19 September 1869. Lalu pada tahun 1883, ditemukan lagi di Desa Kedung Putri, Ngawi, Jawa Timur seberat 1,3 kilogram. Kemunculan terakhir meteor pada periodisasi 1880-an tercatat pada 19 Maret 1884 di Djati Pengilon, Jawa Timur seberat 166 kilogram.
Sementara itu, pada periodisasi tahun 1900-an tercatat 10 temuan meteor yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air.
Peristiwa serupa sudah sering terjadi di Tanah Air, jauh sebelum republik ini berdiri. Berdasarkan penelusuran okezone, peristiwa jatuhnya meteor di Tanah Air sudah terjadi sejak era tahun 1700-an.
Keberadaan meteor seumuran dengan usia bumi,” terang Peneliti utama astronomi dan astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Thomas Jamaluddin di Jakarta, Selasa (4/5/2010).
Pada tahun 1797, batu meteor telah ditemukan di daerah Prambanan, Jawa Tengah. Beberapa tahun sesudahnya, yaitu pada 1811, lagi-lagi meteor ditemukan di Surakarta, Jawa Tengah dengan berat 10 ton. “Namun bukti fisik meteor ini belum pernah ditemukan,” terang Thomas Djamaluddin saat dikonfirmasi okezone.
Periode tahun 1880-an kembali ditandai dengan deretan persitiwa jatuhnya meteor di Tanah Air. Tercatat pada 10 Juli 1822, ditemukan meteor di Cirebon Jawa Barat, seberat 16.5 kg. Kemudian pada 10 Desember 1871, ditemukan di Bandung seberat 11.5 kilogram.
Temuan serupa juga muncul di Desa Cabe, Rembang, Jawa Timur seberat 20 kilogram pada 19 September 1869. Lalu pada tahun 1883, ditemukan lagi di Desa Kedung Putri, Ngawi, Jawa Timur seberat 1,3 kilogram. Kemunculan terakhir meteor pada periodisasi 1880-an tercatat pada 19 Maret 1884 di Djati Pengilon, Jawa Timur seberat 166 kilogram.
Sementara itu, pada periodisasi tahun 1900-an tercatat 10 temuan meteor yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air.
0 comments:
Post a Comment